Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Melakukan Pelayanan Beretika

MAKASSAR—Rumah sakit Universitas Hasanuddin melakukan pelayanan beretika kepada pasien. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri. Selain dipengaruhi dengan perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan dan teknologi, tapi juga dipengaruhi oleh kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Hal ini diungkap oleh Prof Syamsu Direktur Rumah Sakit Universitas Hasanuddin mengatakan bahwa Rumah sakit yang dipimpinnya akan mendorong pelayanan beretika kepada pasien. Sebab beberapa mitra rumah sakit lainnya baik rumah sakit pemerintah, militer, badan usaha milik negara, dan rumah sakit swasta meningkat secara signifikan.”Kami akan melakukan pelayanan yang beretika kepada pasien sesuai dengan peraturan undang-undang” kata dia saat ditemui dalam acara seminar pemasaran industri kesehatan di Hotel Sahid Makassar Sabtu kemarin.
Syamsu menambahkan bahwa pemasaran industri kesehatan khususnya rumah sakit diera pasar bebas sangat sulit. Di satu sisi kita harus mengikuti kemajuan teknologi pada bidang kesehatan, disisi lain kita juga harus melihat kehidupan sosial ekonomi masyarakat kita.”Kita harus hati-hati melakukan pelayanan, sebab ada aturan dalam undang-undang” katanya.
Menurut Yuli Pranpanca Satar dosen Universitas Indonesia mengatakan bahwa selama sepuluh tahun, rumah sakit bertambah 18,1 persen. Dari 1074 jumlah rumah sakit di Indonesia menjadi 1268 unit. Apabila dilihat berdasarkan jenis rumah sakit, rumah sakit umum bertambah 16,1 persen atau dari 858 unit menjadi 995 unit. Sedangkan rumah sakit khusus bertambah 26,4 persen dari 216 unit menjadi 273 unit.”Pertumbuhan Rumah sakit di Indonesia sangat tinggi” katanya.
Dari perkembangan tersebut, Yuli menambahkan kalau yang menjadi permasalahan sekarang adalah adanya ketidakmampuan anggaran pemerintah membiayai kebutuhan kesehatan bagi rakyat yang begitu besar jumlahnya. Selain itu, tekanan pasar termasuk pasar bebas sebagai konsekuensi liberisasi perdagangan terhadap jasa kesehatan dan rumah sakit.”Ini yang jadi persoalan dari pengembangan rumah sakit milik pemerintah” kata dia.
Untuk mengantisipasi persaingan ini, Indrianty Sudirman dosen Universitas Hasanuddin menawarkan pendapat bahwa supaya ada dorongan dalam pemasaran rumah sakit. Pemerintah harus membuka kesempatan bagi investor yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya dalam bidang perumahsakitan.”Jumlah rumah sakit bertambah sehingga rumah sakit harus bersaing untuk bisa bertahan” katanya.
Meskipun terjadi pemasaran rumah sakit, Indrianty berharap rumah sakit harus rela dan tetap mencerminkan jati diri sebagai institusi yang memiliki tanggungjawab sosial. Setiap institusi, harus selalu mengacu pada etika rumah sakit, serta bekerja sesuai dengan pedoman dan standar layanan yang ada.”Layanan yang ada harus profesional dan bermutu” kata dia.
“Intinya adalah bagaimana memenuhi standar spesifikasi dan bagaimana memenuhi tuntutan pelanggan” tambah Indrianty.
SYAMSULMARLIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar