Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sultan Hasanuddin Airport Ready to Implement Open Sky

TEMPO Interactive,
MAKASSAR:The Sultan Hasanuddin Airport it is ready to implement the limited open sky policy. “The facility and personnel are ready. Even today our airport is ready," said the Airport’s administration head, M. Sidabutar, contacted yesterday.


The government has confirmed that five airports in Indonesia will be ready for the ASEAN Open Sky policy in 2015. They are the Soekarno-Hatta (Jakarta), Polonia (Medan), Ngurah Rai (Denpasar), Juanda (Surabaya) and Sultan Hasanuddin (Makassar) airports.


Sidabutar said Sultan Hasanuddin Airport’s readiness could be seen it flight and airplane parking areas for both big and small aircraft. “There are 22 parking stands that can accommodate 22 more stands. Right now, around 13 stands are used,” he said.


Ali Ridho, PT Merpati Makassar’s district manager, welcomed the open sky plan. He said that before the policy, Indonesia’s airports had implemented a reciprocal principle. With this principle, foreign airlines entering Indonesia must consider whether a domestic airline can enter that country as well. If not, foreign airlines will not enter Indonesia. “This policy will affect regional revenue because more tourists will come,” he said.


La Tunreng, chief of the Indonesian Businessmen Association (APINDO) in South Sulawesi, also supported the plan. “Businessmen often fly frequently to do business,” he said.


According to Tunreng, the policy will allow businessmen more opportunities for air travel, while more budget plane tickets will appeal to those on a limited budget.



SYAMSULMARLIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Exporters Stop Buying Tuna

TEMPO Interactive, Makassar:Tuna exporters must temporarily stop buying fish from fishermen. M. Indra Ispas, PT Nuansa Cipta Manager, said the US, for instance, as one of the export destination countries, was questioning the quality of the tuna processing. “They want the products to be in accordance with the standards, including applying sterility in the processing,” Indra said yesterday.

Indra explained that the processing standards included workers wearing gloves because they cannot directly touch the fish to keep it sterile. He said one sample container was once rejected because the buyer found items which failed to meet the standard. PT Nuansa Cipta is temporarily rejecting fishermen’s catches from Kendari, Mamuju, Galesong and other areas.

Adil,a fisherman in Paotere Port, said fishermen rarely catch tuna because besides being difficult to catch, it is sometimes problematic to sell tuna. Adil said some ships carry tuna fish caught by fishermen, but there are only around eight to ten fish. “We must catch tuna with a rod,” he said. Adil said he prefers catching cepa, sunu, and katamba fish because they are easier to sell and he only needs a net to catch them.

Achmad Habib, the South Sulawesi Industry and Trade Office chief in charge of foreign trade, admitted that tuna fish exports for South Sulawesi are small in number. The reason was that it is not the province’s major product. Nevertheless, Achmad lamented the marketing of tuna fish which has been hindered by requiring to meet standards. He said there should have been a report from the company so the government is aware of the problem and to immediately make a decision on the issue.

SYAMSULMARLIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DPRD Kalimantan Timur Studi Banding di Sulawesi Selatan

MAKASSAR – Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Kalimantan Timur melakukan studi banding di Sulawesi Selatan untuk pengembangan perusahaan daerah yang dikelola oleh pemerintah provinsi. Hal ini dilakukan dalam rangka pemerintah Kalimantan Timur untuk memaksimalkan perusahaan daerah yang dikelolanya. “Kunjungan kerja kami dari DPRD Kalimantan Timur untuk studi banding terkait pengelolaan perusahaan daerah oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan,” kata Ketua Panitia Khusus DPRD Kalimantan Timur, Andi Harul, saat berkunjung ke DPRD Provinsi Sulawesi Selatan jalan Urip Sumihardjo Makassar, Selasa (19/4) kemarin.
Menurut Andi Harul, di Kalimantan Timur, akan dikembangkan beberapa perusahaan yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, juga akan dikembangkan tiga pusat kawasan pergudangan di Balikpapan, Sangata, dan Brawu. “Makanya kami datang di Sulawesi Selatan, mengingat ada perusahaan yang dikelola oleh Pemerintah Sulawesi Selatan dan ada Kawasan Industri PT Kima,” katanya.
Ia menambahkan bahwa dengan beberapa perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Sulawesi Selatan, kami ingin mengetahui bagaimana system pengelolaannya, dan yang paling penting berapa besar kontribusi perusahaan tersebut dalam pendapatan asli daerah. “Termasuk kerjasama dengan PT Gowa Makassar Turism Development Tbk dan Hotel Imperial Aryaduta,” katanya.
Sementara itu, Ajip Padindang, Anggota Komisi C Bidang Anggaran dan Keuangan DPRD Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa memang Sulawesi selatan telah memiliki beberapa perusahaan daerah. Antara lain PT Bank Sulsel, Perusda Sulsel, perusahaan perhubungan dan pariwisata, perusahaan agribisnis, dan perusahaan perdaganagan umum. “Namun yang jalan hanya dua yaitu PT Bank sulsel dan Perusda sendiri,” katanya.
Ia menambahkan bahwa jika perusahaan tersebut dikaitkan dengan pemasukan ke kas daerah, ia mengatakan bahwa sangat kecil. Dan bahkan pernah pemerintah malah yang menambah terus modal tanpa ada pengembalian. “Saya malu menyebutkannya sehingga tidak usah disebutkan berapa yang masuk ke kas daerah karena sangat kecil,” katanya.
Adapun Mulyan, pengurus perusda Sulawesi selatan, mengatakan bahwa saat ini perusda telah memiliki satu unit mal yaitu di jalan Sungai Saddang Makassar yang akan beroperasi pada bulan juni tahun ini, 5 unit bus, bengkel, hotel, dan gudang. “Mudah-mudahan ke depan akan lebih banyak kontribusi perusda ke kas daerah Sulawesi selatan,” katanya.
SYAMSULMARLIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ruang Lingkup KPN dalam Berkonstribusi

Kopersi Pegawai Negeri (KPN) Unhas telah beranjak usia dewasa, selama ini berbagai usaha telah ditempuhnya. Apa yang telah diberikan KPN terhadap Unhas sebagai lingkungan keberadaannya?
Koperasi Pegawai Negeri Universitas Hasanuddin (KPN Unhas) telah berusia 27 tahun. Tepatnya tanggal 8 Agustus 1981 silam KPN Unhas disahkan sebagai Badan Hukum dari Pemerintah Republik Indonesia (Ka. Kanwil Koperasi Propinsi Sulawesi Selatan) berdasarkan Surat Keputusan No. 3234 a/BH/IV/86. Awal berdirinya KPN Unhas adalah bergerak dalam bidang unit usaha kredik jangka pendek dan unit usaha kredit perbankan. Namun sampai saat ini bidang usaha KPN Unhas telah berkembang karena anggotanya yang cukup besar karyawan dan dosen lebih dari 2500 orang. Selain kedua usaha tadi, KPN juga memiliki bidang usaha dalam bidang jasa, mini market, Tour and Travel, Warnet, Foto copy, dan kafe.
Dengan usaha ini, KPN Unhas dalam Rapat Anggota Tahunan (2006-2007) Senin (21/04) kemarin melaporkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dicapai KPN tahun 2005, 2006, dan 2007 menjadi sesuatu yang cukup membuahkan hasil. Pasalnya SHU tahun 2005 sebesar Rp. 681 Juta lebih, tahun 2006 Rp 1,195 milyar, tahun 2007 sebesar Rp 1,329 milyar, dan tahun 2008 ini setelah dikeluarkan pajak untuk tiga tahun sebesar Rp 722 Juta lebih SHU bersih dan dapat dinikmati anggota sebesar Rp 1.802.229.245,-.kata Ir.Syamsul Bahcri,MS Ketua KPN Unhas pada RAT kemarin.
Syamsul menambahkan saat ditemui di ruang kerjanya Senin (12/05) kemarin mengatakan bahwa SHU ini dialokasikan dengan presentase 40% untuk cadangan koperasi, 40% Jasa anggota, 5% Dana Pengurus, 5% Dana karyawan, 5% Dana pendidikan, dan 5% Dana sosial. Dana pendidikan di sini adalah dana yang berikan kepada anggota yang butuh dana dalam melanjutkan pendidikannya. Kemudian Dana Sosial adalah dana yang diberikan kepada anggota KPN yang mendapat musibah. Ini diperoleh dari keuntungan simpangan pokok anggota misalnya PNS golongan IV Rp. 20 ribu, golongan III Rp. 15 ribu, golongan II Rp. 10 ribu, dan golongan I Rp. 5 ribu. Selain itu, mahasiswa sering memasukkan proposal bantuan kegiatan ke KPN dan ke depannya kami dari pihak KPN telah memikirkan konsep bagaimana proses dalam membantu mahasiswa yang kesulitan dalam hal pembayaran SPP-nya. Karena banyak diantara mahasiswa yang harus menjual tanah, ternak, dan harta lainnya di kampung hanya untuk membayar SPP. Padahal seharusnya SPP bisa diangsur 2 sampai 3 kali dalam waktu 6 bulan di KPN misalnya dengan syarat ada jaminan. Ini yang mencoba kami pikir selaku pengelola KPN. Dan untuk sementara kontribusi KPN untuk sementara hanya untuk mensejahterakan anggotanya. Ucap salah seorang dosen Teknik Mesin selaku ketua KPN.
Hal ini diakui oleh Ir Toyib Raharjo salah seorang anggota KPN bahwa pengurus baru KPN telah memperlihatkan hasil yang baik karena telah bisa memberikan transparansi laporan keuangan dan segala aktivitasnya kepada setiap anggota KPN. Apa lagi sekarang anggota dibagikan SHU. Hal ini membuktikan KPN lebih bagus dari sebelumnya. Selain itu, pelayanan yang diberikan KPN kepada anggotanya selalu diberi kemudahan dalam segala urusan. Lain halnya kemarin sejak saya menjadi anggota di KPN baru kali ini saya mendapat SHU dimana sebelumnya tidak pernah ada hal yang seperti ini. Ungkap salah seorang dosen Teknik Elektro.
Lain halnya dengan Ibu Tati (Staf bagian perlengkapan Fakultas MIPA) yang juga anggota pada KPN. Ia tidak bisa memberikan penilaian apapun terhadap KPN karena selama ini ia memang tercatat sebagai anggota KPN tetapi tidak pernah aktif dan terlibat dalam setiap kegiatan yang diberikan KPN kepada anggotanya. “Saya tidak tau mau bilang apa terhadap KPN yang jelas kemarin saya juga terima SHU sekitar Rp 200 ribu” Ucap wanita yang sisa setahun lagi berstatus PNS.
Bentuk usaha KPN yang dapat dinikmati langsung oleh mahasiswa adalah mini market, Warnet, dan foto copy. Usaha inilah yang menjadi salah satu kontribusi yang diberikan KPN kepada mahasiswa selaku masyarakat yang mendominasi di kampus. Kadrina Rauf mengatakan bahwa “Saya senang belanja di KPN karena barang yang ada di KPN memadai dan dibutuhkan oleh mahasiswa seperti foto copy, warnet, dan makanan ringan. Meskipun harganya agak sedikit mahal tetapi tidak ada tempat alternative lain yang selengkap KPN barangnya. Intinya KPN-lah yang terdekat” ucap mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2007.
Prof Dr dr Idrus A Paturusi sangat berharap ke depannya bisa lebih bagus dan meningkatkan lagi usahanya dan dapat mensejahterakan anggotanya. “Kedepannya kalau bisa KPN mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap fakultas yang ada di Unhas. Peternakan misalnya kalau bisa kerja sama pihak KPN dengan fakultas Peternakan dalam hal produk yang dihasilkan. Begitu juga dengan fakultas-fakultas lain“ harap Rektor Unhas selaku Ketua Pembina KPN saat ditemuai diruang kerjanya Selasa (13/05) kemarin.
Pihak KPN-pun telah melakukan kerja sama dengan pihak-pihak Bank. Misalnya Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Niaga, dan Bank Syariah Muamalat yang memiliki masing-masing perjanjian kredit yang berbeda-beda. Didi Nisjahmuddin dari BMS mengatakan KPN Unhas merupakan mitra sangat strategis perkataan yang dikutip dari Webside Unhas yang berjudul,“KPN Unhas Raih SHU Rp 1,8 M“. (Mar)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Budaya Suku Tolaki Kolaka Utara

Kolaka Utara Propinsi Sulawesi Tenggara selain kaya dengan hasil tambang, juga kaya dengan budaya masyarakat Tolaki sebagai Suku Asli. Kabupaten yang terbentuk tiga tahun itu, dikunjungi Syamsul Marlin sebagai peserta Praktek Umum (PU) Gelombang XIX Fakultas Kehutanan Unhas dan sebagai Kru identitas ingin berbagi pengalaman.
Perjalanan kami awali dengan meninggalkan Makassar, Rabu (11/02) menuju kota Malili dengan angkutan darat Bus dengan waktu tempuh selama 12 jam. Tim PU Syamsul Marlin Ketua Tim, Hilal, Andi Ihsan Idris, Hikmawati Rijal, Ulfia Rifka, Ema Efrianti, dan Wa ode Asrawati masing-masing sebagai anggota tiba di terminal Malili pukul 08.00 WITA Kamis (12/02).
Di terminal Malili kami bertuju menuju lokasi camp PT. Tiar Bungin Elok sebuah perusahaan sawasta Nasional yang bergerak dalam bidang pengusahaan hasil hutan kayu tempat PU kami dengan menggunakan Strada 4WD hitam. Sepanjang perjalanan nampak pemandangan yang begitu menyejukkan hati dengan tumbuhan hijau dan laut yang membentang luas sepanjang garis pantai yang mengikuti lekukan jalan pulau Sulawesi bagian utara Sulawesi Tenggara. Tugu perbatasan propinsi Sulawesi Selatan dan propinsi Sulawesi Tenggara menandakan lokasi semakin dekat dan akhirnya kami tiba pukul 09.00 WITA di Camp tempat tinggal kami selama melakukan PU.
Cerita Rakyat Suku Tolaki
Masyarakat Suku Tolaki mempunyai Cerita bahwa keturunan Asli mereka berasal dari bidadari yang turun langsung dari Khayangan. Awalnya tuju bidadari turun dari langit dan mandi di sebuah kolam Bumi (Tesahano Melangge). Kemudian salah seorang yang bernama Oheo mengintai bidadari tersebut yang sedang mandi dan menemukan baju dari saudara sulung bidadari tuju tersebut.
Putri sulung tidak dapat terbang karena baju yang dia miliki telah diambil oleh Oheo dan akhirnya dia ditinggal oleh saudara-saudaranya di Bumi. Muncullah Oheo dengan penampilan yang tidak bersalah mendekati Putri Sulung yang sedang menangis. Ia pun dinikahi oleh Oheo dengan syarat satu permintaannya yaitu disaat punya anak kelak dia tidak bisa mencucikan anaknya dikala dia buang air.
Mereka berdua pun dikaruniai seorang anak laki-laki dan disaat anak dari mereka buang air Oheo menyuruh istrinya putri sulung tersebut untuk membersihkan dengan tangannya sendiri. Syarat perjanjianpun dilanggarnya, dan akhirnya putri sulung menangis hingga menemukan pakaiannya yang selama ini, telah disembunyikan oleh Oheo. Putri Sulung pun langsung terbang ke langit. Oheo pun dengan penuh penyesalan meminta bantuan pada salah satu jenis tumbuhan rotan untuk diantarnya ke langit dimana tempat istrinya putri sulung berada.
Dengan beberapa syarat dari ayah putri sulung yang diberikan kepada Oheo dengan begitu berat, sehingga ia pun ketemu langsung dengan istrinya. Hingga akhirnya diizinkanlah putri sulung oleh ayahnya untuk kembali ke bumi bersama dengan Oheo dan anaknya. Sehingga terjadi keturunan anak-pianak yang selanjutnya disebut suku Tolaki.
Adapun lokasi sebagai bukti sejarah cerita rakyat ini yaitu kolam tempat bidadari mandi disebut Tesahano melangge, Kolam bekas kebun tebu Oheo disebut Ranososonggo. Dan batu uku tempat Oheo, istri, dan anaknya jatuh dari langit, serta rotan langit yang berambat dan berusaha memanjat ke langit dapat kita jumpai di lokasi ini.
Tahapan Perjalanan Sejarah Masyarakat
Beberapa tahapan perjalanan sejarah yang dialami oleh keturunan bidadari Suku Tolaki Kolaka Utara yang berdomisili pada tiga kampung lama yaitu Piau, Arupe, dan Alamande telah mengalami beberapa pergeseran. Mulai dari zaman animisme atau sebelum Islam, setelah Islam masuk, dan zaman penjajahan serta zaman pergerakan DI/TII Kahar Muzakkar.
Zaman animisme atau sebelum Islam masuk ditandai oleh beberapa kuburan batu yang dapat kita jumpai pada beberapa gua batu. Di sana terdapat dua pekuburan besar yang merupakan lokasi pekuburan yaitu Kumomu dan Hulu Sungai Piau. Di sini kita dapat menjumpai tengkorak kepala dan tulang kaki serta beberapa peti mayat yang digunakan sebagai tempat pengawetan mayat. Menurut Palaguna (89 tahun) memberikan keterangan bahwa di zaman ini masih sering melakukan perang antar kampung hal ini dibuktikan pada beberapa gua tulang-tulang berserakan dengan tidak diberikan perlakuan secara khusus sebagai mana layaknya.
Zaman setelah masuknya Islam ditandai oleh beberapa peninggalan. Di sana kita dapat menjumpai pekuburan Islam dan pada Pekuburan Islam ini unik dari Pekuburan Islam sekarang. Ada pun keunikannya yaitu dalam satu rumpun keturunan kuburannya berbentuk satu jalur yang lurus dan memanjang. Pinggirannya pun tidak dikelilingi batu tetapi hanya berbentuk gundukan tanah.
Zaman penjajahan yang dialami oleh masyarakat bergonta-ganti. Mulai dari Belanda, Jepang, hingga pergerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kahar Muzakkar telah dilalui oleh masyarakat Tolaki. Palaguna yang merasakan sendiri pahit dan manisnya di jajah memberikan gambaran bahwa perlakuan yang paling berat dia rasakan adalah masa DI/TII Kahar Muzakkar.
Tahun 1966 Tentara Siliwangi melakukan operasi Tuntas dengan menyingkirkan masyarakat ke lokasi perkampungan baru (Desa Musiku sekarang). Semua dibakar oleh tentara Siliwangi termasuk lumbung padi sehingga tidak ada yang tinggal dilokasi itu lagi. Ada pun lokasi bukti sejarahnya yaitu Hulu Sungai lasolo lokasi tertembaknya Kahar Muzakkar, Pohon Beringin Pos persembunyian Tentara Siliwangi.
Lokasi Bersejarah dan Budaya Lainnya
Adapun lokasi bersejarah lainnya yaitu di lokasi ini terdapat tengkorak merah (Ondulo) di dalam sebuah gua, terdapat Batu yang menyerupai Babi yang telah tertombak (Alo’-Alo’), Batas Tirahuta (Batas yang dibuat oleh Belanda/pohon cempedak sepanjang punggungan gunung) sebagai batas Kendari dan Kolaka dimana sungai-sungai yang masuk di wilayah kendari hulunya di sungai Lasolo, dan sungai-sungai di wilayah Kolaka mengalir ke sungai Malili. Selain itu, banyak sungai yang mengalir di bawah tanah.
Selain tempat tersebut terdapat permandian air terjun sarambu, pantai pasir putih, tanjung bake, bekas tapak kaki raksasa Onggabo, dan puncak tertinggi Sulawesi Tenggara Gunung Tanggaliboke.
Adapun beberapa budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat Tolaki seperti tarian tradisional Lulo yang disajikan pada saat pesta pernikahan, kemudian masyarakat memiliki gong yang memiliki 3 pusat, dan selimut yang terbuat dari kulit kayu, serta banyak harta karun yang tertimbun di dalam gua dan beberapa diantaranya telah ditemukan oleh masyarakat seperti guci, piring anti basi, uang koin benggol, dan beberapa alat pusaka keris dan sejenisnya.
Syamsul Marlin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gubernur Minta Perbaikan Indonesia Dari Sulawesi Selatan

MAKASSAR – Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, berharap perbaikan Indonesia mulai dari Sulawesi Selatan. Sebab Sulawesi Selatan adalah wilayah titik pusat Negara Indonesia jika disbanding daerah lain. “Termasuk perbaikan hukum dan peradilan harus mulai dari Sulawesi Selatan untuk perbaikan Republik ini,” katanya, saat acara ramah tamah bersama Ketua Mahkamah Agung Harifin A Tumpa di Rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan jalan Jenderal Sudirman Makassar, Kamis malam kemarin.
Menurut Syahrul, untuk memperbaiki kondisi daerah Sulawesi Selatan, harus bagus lembaga hukum dan peradilannya. Sehingga butuh dukungan dari Mahkamah Agung. Maka dengan hadirnya Mahkamah Agung di Sulawesi Selatan menjadi energy tersendiri dan membawa angin segar untuk menuju arah Negara yang lebih baik. “Dan bersama masyarakat Sulawesi Selatan yakin ditangan Mahkamah Agung akan lebih bagus,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan dalam tiga tahun jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Pendidikan gratis dan Kesehatan gratis misalnya berhasil dilaksanakan di Sulawesi Selatan. “Dan ini jauh lebih baik dari pertumbuhan nasional, dan tidak dapat dipungkiri kalau ini tidak lepas dari bantuan lembaga hukum, kejaksaan, pengadilan, kepolisian, kampus dan masyarakat,” katanya.
Sehingga Sulawesi Selatan harus menjadi daerah setelah daerah di Jawa. Dan perlu dukungan dan bantuan dari Mahkamah Agung. “Pokoknya daerah terbaik setelah Jawa harus direbut oleh Sulawesi Selatan, dan ini perlu dukungan dari Mahkamah Agung,” katanya.
“Saya siap ditegur, siap dinasehati, kapan saja, karena saya bekerja untuk rakyat,” tambah Syahrul.
Sementara itu, Ketua Mahkamah Agung, Harifin A Tumpa, dalam sambutannya mengatakan bahwa suatu kehormatan dari sambutan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Sulawesi Selatan. Sebab bukan hal pribadi, tapi secara langsung adalah warga pengadilan yang diterima bagus di Sulawesi Selatan. “Suatu penghargaan bagi lembaga peradilan untuk bekerja menegakkan hukum. Sehingga amanah dan dorongan untuk bekerja yang lebih bagus dari sebelumnya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa suatu dorongan bagi penegak hukum, sebab penegak hukum hanya setitik air ditengah samudera. Sehingga dalam bekerja tetap butuh dukungan semua pihak agar tercipta lembaga peradilan yang agung. “Dan ini akan tercipta dengan baik, kepemimpinan maju dan suatu kebanggaan. Sulawesi Selatan jangan urutan daerah tiga atau dua, tapi harus bisa urutan pertama sebagai daerah terbaik dan bisa menjadi pelopor daerah lain,” katanya.
“Dan yang paling penting adalah kebersamaan, sebab bekerjasama dengan baik maka Sulawesi Selatan dapat menjadi idola di Indonesia,” tambahnya.
SYAMSULMARLIN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS