Menurut Idrus, Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin dapat dijadikan suatu lokasi outbond karena saat ini, telah memiliki 15 wahana permainan, dan fasilitas nginap, serta memiliki pendidikan, bagi setiap pengunjung khususnya yang berkaitan dengan hutan. “Dan ini bukit hutan yang lokasinya dekat jika dibanding dengan Toraja, dan begitu turis turun dari Bandara Internasinal Sultan Hasanuddin Makassar, dapat langsung ke Hutan tersebut refresing. Dan yakin kedepan para pencinta alam dan lingkungan akan semakin banyak. Dan bisa saja Hutan tersebut jadi lokasi persinggahan karena perjalanan yang jauh berbelok-belok dapat sejenak singgah menghilangkan kepenatannya,” katanya.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Muhammad Restu, mengatakan bahwa berdekatan dengan Cagar Alam Karaenta dan Bantimurung, berdekatan dengan calon lokasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, serta dikelilingi oleh desa-desa hutan dimana sebagian masyarakatnya berinteraksi dengan hutan pendidikan. “Dengan demikian, peninjauan ilmiah ke hutan pendidikan ini dapat dikemas dalam satu paket dengan wisata alam pada kawasan taman nasional Bantimurung Bulusaraung,” katanya.
Ia menambahkan bahwa selain sumberdaya alam yang tersedia di hutan pendidikan, beberapa fasilitas pendukung telah ada. Meskipun masih dalam tahap penambahan, namun untuk sementara seperti fasilitas nginap, convention pertemuan, rekreasi outbond, traking, fasilitas air panas, dan beberapa masyarakat yang mengelola produksi gula aren dan madu. “Jadi pengunjung dapat melihat, bagaimana proses pembuatan gula aren, dan proses pengelolaan lebah madu. Sekaligus menikmati produknya dari gula aren dan madu,” katanya.
Selain itu, dalam kawasan hutan telah ada pembagian wilayah dalam bentuk blog. Misalnya blog tanaman endemic, pertanian berkelanjutan, tanaman obat, dan daerah-daerah ekowisata. Termasuk riset dan penelitian dapat dilakukan disana. “Akan banyak peneliti-peneliti asing yang akan diarahkan ke sana, dan mungkin saja bisa menetap dalam beberapa hari karena fasilitas telah ada,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Suaib Mallombasi, dalam rangka penandatangan nota kesepahaman selain pengelolaan hutan pendidikan Universitas Hasanuddin menjadi hutan ekowisata, juga terdapat kapal restoran phinisi milik Universitas Hasanuddin yang akan berlayar dari pantai Barombong, pantai losari, hingga ke Desa Lakkang. Dan dari Lakkang akan kembali ke pantai losari sambil menikmati sunset dan makan di kapal tersebut. “Dengan pangsa pasar wisatawan mancanegara dan universitas-universitas mancanegara,” katanya.
Selain kerjasama dengan Universitas Hasanuddin, dalam mendukung program Visit 2012, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan juga melakukan kerjasama dengan Universitas Negeri Makassar. Kerjasama tersebut antara lain pembentukan jurusan baru yaitu Program Studi kepariwisataan. “Diharapkan akan menjadi terobosan dalam melahirkan kurikulum-kurikulum baru terkait pariwisata, dan koki-koki ahli,” katanya.
Selain itu, beberapa kerjasama studi banding yang telah dilakukan akan membawa dampak meningkatnya wisatawan mancanegara dalam melakukan praktek-praktek oleh setiap mahasiswa asing. “Dan akan dijadikan duta-duta wisata bilamana mereka kembali kenegaranya masing-masing,” katanya.

SYAMSULMARLIN
1 komentar:
silahkan dinikmati HP UH, dimanage dengan baik n benar yah pak... jngan hanya mau mkn dan uangx saja dan jngan jga cma mau dibilang....
Posting Komentar