![]() | |
Warga Musiku Kolaka Utara Masih Memiliki Keturunan dari Oheo |
Putri sulung tidak dapat terbang karena baju yang dia miliki telah diambil oleh Oheo dan akhirnya dia ditinggal oleh saudara-saudaranya di bumi. Muncullah Oheo dengan penampilan yang tidak bersalah mendekati Putri Sulung yang saat itu sedang menangis. Maka bidadaripun dinikahi oleh Oheo dengan satu syarat permintaannya yaitu saat punya anak kelak dia tidak bisa memberikan bantuan membersihkan anaknya saat habis buang air.
Mereka berdua pun dikaruniai seorang anak laki-laki dan disaat anak dari mereka buang air Oheo menyuruh istrinya tersebut untuk membersihkan dengan tangannya sendiri. Syarat perjanjianpun dilanggarnya, dan akhirnya putri sulung menangis hingga menemukan pakaiannya yang selama ini, telah disembunyikan oleh Oheo. Putri Sulung pun langsung terbang ke langit. Oheo kala itu dengan penuh penyesalan meminta bantuan pada salah satu jenis tumbuhan rotan agar diantarnya ke langit dimana tempat istrinya putri sulung bidadari berada.
![]() |
Permainan Ritual yang dilakukan warga |
Adapun lokasi sebagai bukti sejarah cerita rakyat ini yaitu kolam tempat bidadari mandi disebut Tesahano melangge, Kolam bekas kebun tebu Oheo disebut Ranososonggo. Dan batu uku tempat Oheo, istri, dan anaknya jatuh dari langit, serta rotan langit yang berambat dan berusaha memanjat ke langit dapat kita jumpai di lokasi ini di Kolaka Utara pada tiga kampung lama yaitu Piau, Arupe, dan Alamande yang telah mengalami beberapa pergeseran. Mulai dari zaman animisme atau sebelum Islam, setelah Islam masuk, dan zaman penjajahan serta zaman pergerakan DI/TII Kahar Muzakkar.
SYAMSULMARLIN
2 komentar:
Bang, cerita ini mirip dengan cerita rakyat dari daerah lain. Aku jadi kepikiran, cerita rakyat itu sebenarnya memiliki banyak versi, disesuaikan dengan adat istiadat dan kehidupan sosial di daerah tersebut... Gimana bang??
Btw, nice posting & nice blog :)
Ia aku juga dapat cerita dari masyarakat Kolaka Utara Waktu Magang dulu
Posting Komentar